BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam
penulisan karya ilmiah kejelasan mengenai sumber dari apayang kita tulis
merupakan Sesuatu yang harus. Mengapa demikian? Karya ilmiah merupakan karangan
bebas seperti cerpen ataupun novel,apa yang kita sajikan dalam karya ilmiah
harus dipertanggung jawabkan. Dan salah satu ciri khusus yang hampir selalu ada
dalam penulisan karya ilmiah adalah catatan kaki ( Footnote) apakah footnote ?
bagaimana cara penulisannya? Pada kesempatan ini kami akan mencoba menjelaskan
mengenai cara penggabungan halaman dan footnote.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penggabungan
Halaman
Untuk
membuat halaman pada Ms.word sangatlah mudah, kita tinggal klik menu insert
pada menu di Microsoft word kemudian pilih page number untuk memberikan nomor
halaman pada lembar kerja. Halaman akan secara otomatis diberikan secara
berurutan pada lembar berikutnya. Untuk membuat page number/halaman pada ms
word ini langkah langkkahnya:
1. Buka lembar
kerja Microsoft office word
2. Klik insert
pada menu bar
3. Piliih page
number pada group atau kolom header dan footer
4. Setelah klik
page number, maka akan muncul pilihan penempatan dari halaman yang diinginkan
misalnya : top of page berfungsi untuk memberikan halaman pada bagian halaman
pada bagian bawah dokumen. Selain itu juga kita bisa memilih menempatkan nomor
halaman pada bagian kanan,kiri, atau tengah. Page margin berfungsi untuk
memberikan halaman pada bagian samping sebuah dokumen.
5. Saat
memberikan penomoran pada halaman, usahakan kursor mouse terletak pada sebuah
halaman untuk memudahkan pemeriksaan
6. Untuk
menghapus halaman,ulangi langkah nomor 2 dan 3 kemudian remove page numbers.
B. Pengertian
Catatan Kaki ( Footnote)
Catatan kaki adalah keterangan dari teks
karangan yang ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Fungsi
dari catatan kaki yaitu sebagai pemenuhan kode yang berlaku,sebagai penghargaan
terhadap karya oranglain.
Catatan kaki dipergunakan untuk:
·
Mendukung keabsahan penemuan atau penyataan
penulis yang tercantum dalam teks atau sebagai petunjuk sumber
·
Tempat memperkuas pembahasan yang
diperluukan tapi tidak relavan jika dimasukan dakam teks ,penjelasan ini dapat
berupa kutipan pula
·
Referensi silang, yaitu petunjuk yang
menyatakan pada bagian mana/ halaman berapa hal yang sama dibahas didalam
tulisan
·
Tempat menyatakan penghargaan atas karya
atau data yang diterima dari orang lain.
C. Cara
Penulisan dan Contoh Footnote
Dalam menulis catatan kaki ada beberapa hal
yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut:
a. Gunakan tab
b. Antar
catatan kaki dipisahkan dengan satu spasi
c. Catatan kaki
lebih dari dua baris diketik dengan satu spasi
d. Catatan kaki
diketik sejajar dengan marjin
e. Catatan kaki
jenis karangan ilmiah formal,di beri nomor urut mulai dari nomor satu untuk
catatan kaki pertama pada awal bab berlanjut sampai dengan akhir bab. Pada
setiap awal bab berikutnya catatan kaki dimulai dari nomor satu . laporan atau
karangan tanpa bab,catatan kaki ditulis pada akhir karangan
f.
Nomor urut angka arab dan tidak diberi
tanda apapun
g. Nomor urut
ditulis lebih kecil dari huruf lainnya
Catatan kaki
dapatdiletakan dibeberapa tempat dalam suatu karya ilmiah. Paling tidak ada
tiga tempat dimana catatan kaki diletakan: dihalaman uraian,di akhir bab, dan
di akhir karangan.
a. Catatan kaki
dan uraian pada halaman yang sama pada
bagian bawah digunkan dalam skripsi ,tesis,disertasi,buku, atau karangan ilmiah
formal lainya
b. Catatan kaki
pada akhir bab digunakan untuk karangan popular
c. Catatan kaki
pada akhir karangan digunakan untuk karangan yang berbentuk artikel untuk surat
kabar, jurnal atau majalah.
Penenmpatan
catatan kaki harus konsisten. Misalnya jika penempatan catatan kaki pada
halaman uraian, maka penempatan catatan kaki selanjutnya dilakukan pada halaman
uraian. Begitu juga jika penempatan catatan kaki pada akhir baba tau akhir
karangan catatan kaki biasanya dicetak
dengan huruf didalam teks guna menambah rujukan uraian didalam naskah pokok.
1. Contoh
Footnote ( Catatan kaki) dari buku
a. Satu
pengarang
·
Format penulisan:
1Nama Pengarang, Judul buku (Kota Penerbit:Nama Penerbitan, Tahun
Penerbitan), Nomer halaman.
·
Contoh:
1Tohirin, Psikolog Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:PT Raja
Grafindo Persada,2006), hlm 4-5.
b. Dua
Pengarang
·
Format penulisan:
1Nama pengarang 1 dan Nama pengarang 2, Judul buku, (Kota Penerbit:Nama
Penerbitan, Tahun Penerbitan), Nomer halaman.
·
Contoh:
1Hugiono dan P.K Poerwantara, Pengantar Ilmu Sejarah (Jakarta: Bina
Aksara, 1987), hlm.56-58.
c. Buku
Terjemaan:
·
1Nama pengarang, Judul buku, Terj. Nama Penerjemah (Kota Penerbit:Nama
Penerbitan, Tahun Penerbitan), Nomer halaman.
·
Contoh:
1Ali Syariati, Rasulallah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam Sejak Hijrah
Hingga Wafat, Ter. Afif Muhammad, Sunt. Ahmad Hadi (Jakarta: Pustaka
Hidayah,1992), hlm.28.
2. Contoh
Footnote ( Catatan Kaki ) dari Majalah
·
Format Penulisan:
2Nama Penulis, “Judul Artikel” Nama Majalah, Edisi,
Nomer Halaman.
·
Contoh:
2Mayadina Rahma, “Kekerasan terhadap Anak
dalam Perspektif Hukum Islam” Shima, Edisi XIV, April 2015, hlm 12.
3. Contoh
Footnote ( Catatan Kaki ) dari Internet
·
Format Penulisan:
3Nama Penulis, “Judul Tulisan”, diakses dari Url/ Alamat Web, pada
tanggal (tanggal mengakses) pukul (waktu mengakses)
·
Contoh:
http://kianhlblogeer.blogspot.co.id/ diakses pada 19 maret 2017 pukul 17:00.
4. Contoh
Footnote ( Catatan Kaki ) dari Koran
·
Format Penulisan:
4Nama Koran,
Tanggal Terbitan, halaman.
·
Contoh:
4Lampung
Post, 19 Maret 2017, hlm 13.
Contoh Footnote
BAB II
Kazanah Pemikiran Ulama Islam
Sebagai Sumber Pengembangan Ilmu Pendidikan
Islam
1. Pengembangan
Ilmu Pendidikan Islam
Pemikiran pengembangan pendidikan islam
adalah bagaimana mengembangkan pendidikan islam sehingga memiliki kontribusi
yang signifikan bagi pembangunan masyarakat dan pembangunan IPTEK, bagaimana
mengembangkan model model pendidikan islam yang lebih kreatif dan inovatif,
serta bagaimana mengembangkan pendidikan islam sebagaimana tertuang dan
terkandung dalam literature literature pendidikan islam.[1]
Pemikiran pengembangan
ilmu pendidikan islam mengajak seseorang untuk berfikir analistis, kreatif, dan
inovatif dalam menghadapi berbagai praktek dibidang pendidikan untuk dikaji dan
ditelaah lebih lanjut mengenai pemikiran dan teori yang dibangun oleh para pendahulunya.
Oleh karna itu, pemikiran pengembangan ilmu
pendidikan islam perlu membidik wilayah kajian.
B.Pemikiran Ulama dalam Pengembangan
Pendidikan Islam
1. Imam
Al-Ghazali (Persia, 450 h/1058 M- 505 H/1111 M)
Al-Ghazali adalah orang yang banyak mencurahkan
perhatiannya terhadap bidang pengajaran dan pendidikan. Beliau melihat bahwa
ilmu adalah keutamaan dan melebihi segala-galanya.
Oleh karna itu Al-Ghazali menyimpulkan
bahwa pendidikan adalah proses memanusiakan manusia melalui berbagai ilmu pengetahuan
yang disampaikan dalm bentuk pengajaran secara bertahap dimana proses
pengajaran itu menjadi tanggung jawab orang tua dan masyarakat.[2]
Luasnya ilmu pengetahuan yang dikuasai
Al-Ghazali sangat dipengaruhi system pendidikan yang diterapkannya,sehingga
Al-Ghazali dijuluki filosof yang ahli tasawuf
(Failasuf al-mutasawwifin). Ciri khas system pendidikan
Al-Ghazali sebenarnya terletak pada pengajaran moral religious dengan tanpa
mengabaikan urusan dunia.[3]
Arahan pendidikan Al-Ghazali menuju manusia
yang sempurna yang dapat mencapai tujuan hidupnya yakni kebahagiaan dunia
akhirat.
2. Ibnu Khaldun
(Tunisia,732 H/1332M - Kairo, 808H/1406M)
Buku
pengantar yang berjudul Al-muqoddimah menjadikan nama Ibn Khaldunbegitu
harum.muqoddimah adalah sebuah karya yang merupakan pengantar Al-ibar,kini
telah diterjemahkan dalm berbagai bahasa dunia menjadi bukti penting betapa
piawainya beliau dalam ilmu pengetahuan.
Dalam buku muqaddimah ini beliau meembahas
fungsi dan peran besar ilmu sejarah. Karna menurut beliau sejarah memiliki
fungsi yang besar dan tujuan yang mulia karena melalui sejarah kita mengenal
asal keadaan bangsa terdahulu dan tokoh tokoh yang berjasa.
Penyelidikan ilmiah yang dilakukan ibnu
khaldun dimulai dengan menggunakan tradisi berfikir ilmiah dengan melakukan
kritik cara berfikir “model lama” dari hasil penyelidikan dari karya karya
sebelumnya,telah memberikan konstribusi akademik bagi ilmu pengetahuan yang
sahih,pengetahuan yang ilmiah buat pengetahuan yang otentik.[4]
Dalam metode
pembelajaran beliau menggunakan metode berangsur-angsur,setapak demi
setapak,sedikit demi sedikit, dan beliau menganjurkan bersikap sopan dan halus
pada muridnya,dan orangtua pada anknya kara orangtua adalah guru utama bagi
anaknya.[5]
Seorang guru
harus mampu menarik perhatian muridnya,memiasakan berprilaku baik pada murid
muridnya,dan seorang guru harus menjadi contoh murid muridnya.[6]
3. Hasan
Al-Banna (mesir,1906M-1949 M)
Adalah tokoh pembaharu atau modernis dalam
dunia islam. Beliau dikenal sebagai tokoh pembaharu dalam bidang
pengetahuan,politik,ekonomi, social, dan kemasyarakatan.
Beliau merupakan sosok pribadi muslim yang sangat
sederhana,zuhud,taat, dan mempunyai pendirian. Menjadi guru adalah cita cita
beliau sejak kecil karena menurut beliau,guru merupakan sumber cahaya terang
benderang yng dapat menerangi masyarakat.[7]
D. Singkatan
Dalam Footnote ( Catatan Kaki)
1. Ibid,
singkatan dari ibidem. Maksudnya adalah di tempat yang sama dan belum diselingi
dengan kutipan lain.
Contoh :
1Tohirin, Psikolog Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2006), hlm 4-5.
2Ibid., hlm 9 (berarti dikutip dari buku
yang sama dengan buku di atas).
2. Op.cit.,
singkatan dari opere citato. Maksudnya dalam karangan yang telah disebut dan
diselingi oleh sumber lain.
·
Contoh :
2Tohirin, Psikolog Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2006), hlm 4-5.
3Muhibin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta:
Rajawali Grafindo Persada, 2010),10
4Tohirin, op.cit. hlm 4-5 (berarti diambil
dari buku yang telah disebutkan diatas).
3. Loc.Cit,
kependekan dari loco citato. Maksudnya ditempat yang telah disebut. Loc. Cit
digunakan jika ita menunjukke halaman yang sama dari suatu sumber yang telah
disebut.
·
Contoh :
1Tohirin, Psikolog Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2006), hlm 4-5.
2Muhibin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta:
Rajawali Grafindo Persada, 2010),10
3Hugiono dan
P.K Poerwantara, Pengantar Ilmu Sejarah (Jakarta: Bina Aksara, 1987),
hlm.56-58.
4Muhibin Syah, Loc. Cit, (Maksudnya buku
yang telah disebutkan diatas di halaman yang sama, yakni hlm 10)
5Hugiono dan P.K Poerwantara, Loc . Cit,
(Maksudnya buku yang telah disebutkan diatas di halaman yang sama, yakni hlm.
56-58).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Untuk
membuat halaman pada Ms.word sangatlah mudah, kita tinggal klik menu insert
pada menu di Microsoft word kemudian pilih page number untuk memberikan nomor
halaman pada lembar kerja. Halaman akan secara otomatis diberikan secara
berurutan pada lembar berikutnya.
Catatan kaki
adalah keterangan dari teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman
karangan yang bersangkutan. Fungsi dari catatan kaki yaitu sebagai pemenuhan
kode yang berlaku,sebagai penghargaan terhadap karya oranglain. Singkatan dalam
Footnote ( Catatan Kaki)
·
Ibid, singkatan dari ibidem. Maksudnya
adalah di tempat yang sama dan belum diselingi dengan kutipan lain.
·
Op.cit., singkatan dari opere citato.
Maksudnya dalam karangan yang telah disebut dan diselingi oleh sumber lain.
·
Loc.Cit, kependekan dari loco citato.
Maksudnya ditempat yang telah disebut. Loc. Cit digunakan jika ita menunjukke
halaman yang sama dari suatu sumber yang telah disebut.
B. SARAN
Kami menyadari
bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan
baik dari segi isi maupun segi pengetikan. Oleh karna itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
http://kianhlblogeer.blogspot.co.id/ diakses pada 19 maret 2017 pukul 17:00.
http://firnando03.blogspot.co.id diakses pada 17 maret 2017 pukul 14:28
www.zonasiswa.com diakses pada 19 maret 2017 pukul 10:18
www.teoricomputer.com pada 19 maret 2017 pukul 25:18
[1]Muhaimin, Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan
Pendidikan slam. ( Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2012), hlm. 1-3.
[2]Abidin Ibnu Rusn, pemikiran al-ghazali tentang
pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), 1998, hlm. 56.
[3]Prof. Dr. H.Ramayulis, Ensiklopedi Tokoh Pendidikan
Islam (Mengenal tokoh pendidikan di dunia islam dan Indonesia), (Quantum:
Teching), 2005, hlm. 5.
[4]Syarifudin jurdi, sosiologi islam elaborasi
pemikiran social Ibnu Khldun, (Pokja: UIN Sunan Kalijaga, 2008), hlm. 17.
[5]Suwito, sejarah sosial pendidikan islam,
(Jakarta: Kencana), 2008, hlm. 87.
[6]Husayn Ahmad Amin, seratus tokoh dalam sejarah islam,
(Bandung: Remaja Rosdakarya), 1995, hlm. 243-244.
[7]Susanto, pemikiran pendidikan islam, (Jakarta:
Amzah), 2009, hlm 62.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar